Perut Rui benar-benar keroncongan. Matanya mencari-cari pedagang makanan yang sedang mangkal di pinggir jalan. Hingga akhirnya secara kebetulan Rui menemukan seorang pedagang otak-otak. Bagaikan wanita ngidam Rui menghampiri pedagang otak-otak itu dan langsung memesan 4 bungkus otak-otak plus saus kacang super pedas. Rui memang tidak bisa dijauhkan dari otak-otak. Di mana ada otak-otak, di situ ada Rui. Benar-benar makanan terfavorit setelah semur jengkol bikinan neneknya. Tapi Rui tetap tidak mau makan sambil berdiri ataupun berjalan. Apalagi di pinggir jalan Raya pula. Maka sambil menahan perih di perutnya Rui berdiri berpangku tangan menunggu Bus dan menyantap otak-otak itu di dalam bus.
Tak lama kemudian Bus yang ditunggupun datang. Rui mencari tempat duduk yang kosong di belakang. Rui perhatikan ada tempat duduk yang kosong. Rui duduk tanpa memperhatikan dengan siapa Rui duduk, yang terpenting saat itu adalah Rui bisa menghabiskan otak-otaknya. Dengan cuek Rui mencampur otak –otak dengan saus kacang yang pedas itu. Mengikat tali plastiknya lalu mengaduk-aduk bumbu dan otak-otak itu dengan mengayunkan tangannya kencang-kencang. Menggigit ujung plastik dan menekannya cepat. Lalu
“CHROOOT!!!!”
Rui duduk mematung. Hening. Rui baru sadar kalau bumbu otak-otak itu muncrat mengenai, pipinya, kerudung putihnya dan…baju koko putih orang yang duduk di sampingnya!!
“Ma-ma-maaf…..” Rui nyengir kuda.
Lelaki berbaju koko putih itu malah tersenyum lebar. Sementara Rui kelabakan karena tidak punya sapu tangan apalagi tissue untuk membersihkan noda saus kacang di baju koko lelaki itu juga di kerudungnya.
Haduh-haduh….kumaha ieu?
“Nih…” lelaki itu menyodorkan saputangannya pada Rui.
“Nggak usah…nggak apa-apa…takut ngerepotin….” Rui menolak sapu tangan lelaki itu.
“cantiknya jadi ilang kalau ada saus di wajahnya…” ucap Pria itu lembut.
Hehehe…Rui…ngerakeun ih!
“Makasih…tapi baju kamu gimana?”
Lelaki itu langsung membuka satu persatu kancing bajunya. Dan melepas baju koko putihnya itu hingga akhirnya yang melekat di badannya adalah kaos berwarna coklat.
“saya pakai baju double, tenang saja…”
Lelaki itu memasukan bajunya yang terkena saus kacang itu kedalam tas punggungnya.
Hening. Tak ada perbincangan antara Rui dan lelaki itu. Melirik wajahnya saja Rui malu-malu apalagi setelah kejadian otak-otak tadi. Sudut mata Rui memperhatikan kalau lelaki itu sekarang sedang melepas pandangannya keluar. Lelaki itu berkemas-kemas dan berdiri keluar dari tempat duduknya.
“Akang!”
Lelaki itu menoleh pada Rui.
“Sekali lagi yang tadi itu…maaf ya.”
Dia hanya menjawab dengan senyuman lalu melangkah kedepan dan menyuruh sopir memberhentikan bus. Rui terus melihat lelaki itu hingga bayangannya menghilang dari penglihatan.
***
Seharusnya Rui turun berbarengan dengan lelaki tadi. Tapi dia ingin pergi ke toko buku dulu untuk membeli buku. Sesampainya dirumah, Rui melihat kakaknya tengah mengobrol dengan…..
“Rui ini Agus, sahabat Aa yang baru pulang dari Mesir.”
Aku …belum bisa memutuskan sebelum kamu pasti nggaknya sama kang Agus….
Mendengar nama itu Rui teringat perkataan Rozi padanya dulu.
Jadi….lelaki di bus tadi adalah kang Agus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar