Kamis, 24 November 2011

AYAH

Kamis, 24 Februari 2011
Kau tak pernah lelah…
Sebagai penopang dalam hidupku. Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik…
Aku hanya memanggilmu…Ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Di saat ku menjauh darimu…
Lagu Seventeen berjudul ‘Ayah’ selalu mengiringiku setiap aku ngetik-ngetik di NB. Setiap aku naik bis atau angkot dan menemukan para pedagang asongan yang menawari dagangannya. Tiba-tiba aku merasa mereka berubah wujud menjadi  bapaku. Aku melihat  bapaku sendiri menawarkan dagangannya padaku.  bapaku yang tinggi kurus berkumis tipis bertopi usang.
            Dulu, hal seperti itulah yang sering  bapak kerjakan. Semua hal itu, semua pengalaman pernah dia kerjakan. Pedagang asongan, tukang orson, tukang obat, tukang keramik, dagang nasi uduk, dagang bingkai foto, kasir toko, kerja di pabrik, pegawai desa, hingga akhirnya sekarang  bapaku menekuni pekerjaan yang sesuai dengan panggilan jiwanya. Wartawan.  bapak wartawan yang idealis. Kalaupun dia mau menyalahgunakan profesi wartawannya. Segala yang aku mau pasti terpenuhi.
            bapak selalu memberikan solusi, bukan materi. Ketika aku mengeluhkan ongkos dan jajan di sekolah,  bapak malah membelikanku sepeda. Ketika aku ingin les bahasa Inggris,  bapak malah membelikanku kamus bahasa Inggris. Ketika aku malas dan putus asa,  bapak malah memberikanku buku-buku motivasi. Bahkan sebelum masuk SD,  bapak kenalkan aku pada buku-buku dan menulis.

"bapak...nur lelah berjuang... tapi nur masih bisa melanjutkan perjuangan." ungkapku pada bapak
"jangan ragu, bahaya! selama masih hidup, kita dituntut untuk berjuang.  tapi dalam hidup juga ada pilihan. silahkan mau milih yang baik, abu-abu atau milih yang busuk." 
"nur milih yang baik."
"pilihan yang baik itu suka terasa pahit di awal. tapi akan terasa manis dikemudian hari. nuri harus percaya diri dan dan jangan lemah semangat. Inna ma'al usri yusro. dibalik kesulitan, terdapat kemudahan menanti..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar